Sawo Kecik

Sawo Kecik, si Penghuni Kraton

Buahnya kecil berwarna kuning kemerahan cantik. Soal rasa, si mungil ini memiliki rasa yang tak jauh berbeda dengan buah sejenisnya.

Buah mungil ini dinamakan sawo kecik. Pertama kali melihatnya, orang menduga nama kecik itu diambil karena bentuknya yang kecil-kecil. Tapi ternyata dugaan itu meleset. Kecik dalam bahasa Jawa sehari-hari berarti sawo. Buah yang masih termasuk ke dalam keluarga Sapotaceae atau sawo-sawoan ini terbilang unik.

Dari segi bentuk, sawo kecik berukuran jauh lebih kecil jika dibandingkan dengan jenis sawo lainnya. Warna kulitnya merah terang untuk yang sudah matang dan oranye jika masih muda. Kulitnya sangat tipis dan mudah sekali terkelupas. Rasanya manis tapi tidak semanis jenis sawo lainnya. Bahkan kadang rasa sawonya sedikit sepet meskipun warnanya sudah berubah merah.

Sawo kecik banyak dijumpai di kawasan Asia dan Amerika yang beriklim tropis. Meskipun begitu, di Indonseia tidak terlalu banyak dijumpai buah jenis ini. Sawo kecik masih bisa ditemukan di sekitar pesisir pantai seperti di Bali dan Nusa Tenggara. Sedangkan di Pulau Jawa, sawo kecik banyak dijumpai di Kraton Solo dan Yogyakarta. Hal ini merupakan sebuah pertanda bahwa orang yang menanamnya adalah abdi dalem kraton.

Selain buahnya, batang kayu sawo kecik ini ternyata juga bisa dimanfaatkan.  Biasa digunakan untuk membuat patung, perabot rumah tangga, alat-alat pertukangan dan tiang penyangga rumah. Di Bali, batang pohon sawo kecik biasa digunakan untuk membuat ukir-ukiran.

Buah yang bernama latin Manilkara kauki ini memiliki manfaat hingga bijinya. Biji buah sawo kecik ini biasa digunakan untuk bermain bola bekel ataupun sebagai biji permainan congklak.

 

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *